PERNIKAHAN
ORANG MELAYU KEPULAUAN RIAU
A,adat
pernikahan
Dalam adat melayu kepulauan riau banyak cara atau
upacara yang di lakukan sebelum seseorang menikah.hal ini di lakukan sampai
sekarang yang bertujuan menjaga budaya warisan agar tidak hilang di makan zaman
yang semakin modern ini.
Secara
umum, tradisi perkawinan masyarakat Melayu Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan
Riau, Indonesia terbagi dalam beberapa tahapan, antara lain; (1) Menjodoh, Merisik,
(2) Memberitahu/Menyampaikan Hajat, (3) Meminang, (4) Berjanji Waktu, (5) Mengantar
Belanja, (6) Ajak Mengajak, (7) Beganjal, (8) Betangas, (9) Gantung-gantung, (10)
Berandam, (11) Berinai Kecil, (12) Serah Terima Hantaran, (13) Akad Nikah, (14)
Berinai Besar, (15) Tepuk Tepung Tawar, (16) Berarak, dan (17) Bersanding
(Ishak Thaib, 2009).
1)
Menjodoh
Menjodoh
adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua untuk mencari dan mencocokkan
calon suami/istri untuk anaknya. Mencari jodoh merupakan tanggung jawab orang
tua terhadap anaknya dan oleh sebab itulah pekerjaan ini dilakukan dengan
sangat hati-hati dan sangat rahasia, yang diawali dengan niat dan penglihatan.
Penglihatan ini tidak hanya dengan mata kasar akan tetapi juga dengan mata
hati. Umumnya yang menjadi penilaian di dalam kegiatan mencari jodoh adalah
tentang kepercayaan. Calon pasangan anak harus se-iman, ya sudah tentu Islam,
garis keturunannya, pekerjaannya,
tingkah laku dan perangainya, dan terkhir adalah tentang status.
Dalam
proses menjodoh ini sering sekali orang tua yang langsung mencari, namun ada
beberapa juga yang memercayakannya pada orang lain yang dipercaya. Biasanya
orang ini disebut dengan tali barut atau mak comblang.
Orang
tua zaman dulu memang memiliki kemampuan untuk melihat sifat dan prilaku
seseorang dari berbagai media; telaah nama, tanggal kelahiran, tanda badan, dan
lain-lain yang sifatnya abstrak. Proses ini merupakan langkah awal untuk
menentukan apakah nantinya pasangan yang dipilih cocok atau tidak dengan
anaknya.
Seiring
perkembangan zaman, masyarakat Melayu Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau,
Indonesia secara umum sudah tidak lagi melakukan proses menjodoh ini. Orang tua
secara utuh memberikan kepercayaan kepada anaknya untuk memilih jodohnya
sendiri. Dan peranan orang tua zaman sekarang hanya me-monitor pilihan anaknya jangan sampai salah.
2)
Merisik
Merisik
atau menyelidiki adalah pekerjaan yang sering dilakukan oleh perempuan separuh
baya. Perempuan ini ditugaskan untuk pergi melihat dari dekat keadaan
sesungguhnya dari dekat perihal sigadis yang akan dipersunting.
Orang
yang ditunjuk menjadi perisik haruslah sopan, ramah dan amanah. Ahli dalam
bertutur kata yang bermakna tersirat atau berupa bahasa kias. Biasanya orang
tersebut berasal dari keluarga atau
kerabat terdekat yang mempunyai hubungan keakraban yang kuat dengan orang tua
si gadis.
Perisik
melaksanakan tugasnya dengan cara bertamu, atau ada juga yang sambil mencari
kutu. Sering sekali hal ini dilakukan dengan bersenda gurau. Jika seluk beluk
si gadis baik yang menyangkut sifat dan prilaku maupun yang menyangkut ibadah
telah diketahui secara pasti, barulah hasilnya disampaikan kepada orang tua
yang mengutus. Jika masih ada yang diragukan, biasanya perisik akan berkunjung
lagi dengan alasan yang berbeda, agar tidak dietahui oleh pihak perempuan
maksud dan tujuan yang sebenarnya.
Pada
hakekatnya merisik bertujuan untuk mendapatkan informasi lebih teliti, penuh
kearifan dan bijaksana tentang calon yang dirisik atau yang diinginkan.
3)
Memberitahu
/ Menyampaikan hajat
Setelah
proses merisik terlaksana dengan baik, lalu diutuslah keluarga atau orang tua
yang “dituakan” sebagai wakil pihak laki-laki untuk memberitahu orang tua si
gadis bahwa akan ada utusan pihak lelaki untuk menyampaikan hajat meminang.
Pada saat ini terjadi perundingan kedua belah pihak untuk menentukan waktu yang
tepat untuk meminang.
Pemberitahuan
ini merupakan etika adat Melayu yang berguna agar pihak perempuan dapat
memberitahu sanak keluarga atau kerabatnya untuk hadir dalam acara tersebut dan
atau dengan kata lain agar pihak perempuan “punya” persiapan untuk menerima
tamu yang akan datang. Secara umum tujuan memberitahu ini adalah meluahkan apa
yang tersirat di hati untuk disampaikan kepada pihak perempuan.
4)
Meminang
Sebelum
proses meminang dilaksanakan, terlebih dahulu perlu mempersiapkan se-tepak
sirih lengkap, masing-masing kelengkapan yang diletakkan di dalam tepak sirih
juga mengandung lambang tertentu. Adapun isi dari tepak sirih dan perlambangan
tersebut :
a. Buah
pinang
Sebutir pinang yang
telah diupas kulitnya dan diraci. Tidak boleh dibelah dua (utuh). Dalam adat Melayu
Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia, buah pinang melambangkan
keikhlasan dan ketulusan hati seseorang. Lurusnya hati seumpama mempulur pinang.
Buah tersebut diletakkan di dalam cembul,
yaitu tempat di dalam tepak sirih.
b. Kapur
sirih
Kapur sirih berwarna
putih melambangkan kebersihan dan kesucian hati. Kapur ini juga diletakkan di
dalam cembul.
c. Gambir
Melambangkan keberkatan
dan obat penawar. Gambir juga diletakkan di dalam cembul.
d. Tembakau
Tembakau diletakkan di
dalam cembul, gunanya untuk menyugi gigi sesudah memakan sirih. Tembakau
melambangkan kebersihan jasmani.
e. Daun
sirih
Daun sirih melambangkan
kebesaran, persaudaraan, dan persatuan. Hal tersebut disebabkan sifat dari
sirih yang mudah tumbuh dan memiliki khasiat untuk mengobati beragam penyakit.
Daun sirih dari pihak laki-laki disusun dalam posisi telungkup dalam jumlah
ganjil. Daun sirih telungkup bermakna rendah hati dan berserah diri. Lain
halnya sirih dari pihak perempuan yang disusun telentang. Hal ini melambangkan
penerimaan dan penyerahan diri. Daun sirih yang bertemu ujung bermakna
tercapainya kesepakatan di kedua belah pihak.
f. Kacip
Merupakan alat pembelah
atau peracik buah pinang. Terbuat dari besi. Selain untuk meracik juga
digunakan untuk mengupas kulit pinang. Kacip melambangkan se-iya se-kata,
kemufakatan bersama dalam keputusan yang baik.
Semua
peralatan di atas disusun di dalam cembul
tepak. Penyusunan dimulai dari cembul kapur, cembul pinang, cembul gambir,
cembul tembakau, dan kacip di sebelahnya serta daun sirih. Secara keseluruhan
tepak sirih melambangkan persaudaraan, keterbukaan, persatuan, dan kesatuan
dalam keutuhan saling melengkapi.
Persiapan
selanjutnya, pihak laki-laki menunjuk orang yang di-tuakan dan sangat faham
dalam hal pinang meminang. Biasanya orang tersebut juga memiliki pengaruh dalam
masyarakat, seperti; tok lebai, tok haji, tokoh adat, pemantun, dan pak imam.
Sebelum berangkat meminang, di rumah pihak laki-laki diadakan pembacaan doa
selamat dan hidangan. Perundingan dalam acara pinang meminang ini selalu dibuka
dengan bait-bait pantun.
Disebabkan
perubahan zaman, sekarang ini acara meminang disejalankan dengan membawa tanda
jadi (tanda pinangan). Hal ini dikarenakan kedua calon pengantin sudah saling
suka atau saling kenal (berpacaran). Berbanding terbalik jika dibandingkan
dengan zaman dahulu, anak gadis dilarang keluar rumah, apalagi berpacaran. Hal
tersebut sudah barang tentu menyebabkan laki-laki dan perempuan yang akan
menikah tidak saling kenal.
Begitu
juga dengan halnya mengantar tanda (bertunangan). Di zaman dahulu, acara ini
tidak banyak diketahui orang, karena sifatnya sangat rahasia dan tertutup.
Acara mengantar tanda dahulunya tidaklah merupakan suatu adat, ini disebabkan
antara kedua belah pihak tidak lama bertangguh tempo, sehingga tidaklah perlu
acara mengantar tanda dilaksanakan. Tidak halnya dengan zaman sekarang, acara
mengantar tanda telah menjadi satu kebiasaan dalam masyarakat Melayu Tanjungpinang.
Hal ini disebabkan di antara kedua belah pihak berjanji untuk melangsungkan
pernikahan dalam waktu yang lama, untuk itu perlu diberikan cincin sebagai
tanda (tunangan). Sewaktu mengantar
tanda dibuat juga perjanjian antara kedua belah pihak, perjanjian terbut
berbunyi :
“...
Jika pihak laki-laki mengingkar janji, maka tanda yang telah diberikan menjadi
milik perempuan, atau dengan istilah lain “hangus”. Namun, jika pihak perempuan
yang mengingkar janji, maka harus mengganti dua kali lipat dari tanda yang
diberikan...”
5)
Berjanji
Waktu
Setelah
pinangan diterima maka kedua belah pihak berunding untuk menentukan hari
pelaksanaan pernikahan yang tepat (hari baik, bulan baik). Waktu yang lazim
digunakan untuk melaksanakan pernikahan tersebut adalah pada bulan Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal,
Jumadi Akhir, Sa’ban, dan Zulhijah. Bulan yang jarang diambil untuk
pelaksanaan pernikahan adalah bulan Syafar
dan Zulkaedah atau disebut juga dengan nama bulan Apit, pada umumnya ada kepercayaan dalam masyarakat, pada bulan
apit ini banyak mendatangkan mudaharat.
Dalam memilih hari, yang dianggap hari baik adalah hari senin, kamis, jum’at,
sabtu, dan minggu. Sedangkan hari selasa dan rabu dianggap juga mendatangkan mudharat.
Maksud
dan tujuan diadakan berjanji waktu ini adalah untuk mencari hari baik dan bulan
baik agar pasangan yang menikah nanti mendapatkan hal yang baik-baik dan
terhindar dari kemudharatan.
6)
Mengantar
Belanja
Mengantar
tanda bermaksud menunjukkan rasa tanggung jawab dari pihak laki-laki untuk
mempersunting gadis idamannya. Pada hakekatnya mengantar belanja mencerminkan
rasa senasib sepenanggungan, se-aib se-malu, yang berat sama dipikul, yang
ringan sama dijinjing. Dalam ungkapan Melayu disebutkan :
Adat
orang mengantar belanja
Tanda
beban sama dipikul
Tanda
hutang sama dibayar
Tanda
adat sama diisi
Tanda
lembaga sama dituang
Antar
belanja bukan bersifat jual beli atau menghitung untung rugi, tetapi sepenuhnya
mengacu pada nilai kekeluargaan dan kekerabatan, seperti dalam ungkapan sebagai
berikut ;
Yang
lebih tambah menambah
Yang
kurang isi mengisi
Yang
berat sama dipikul
Yang ringan
sama dijinjing
Yang
pahit sama dirasa
Yang
manis sama dicecah
Adat
Melayu melarang serta memantangkan tawar menawar dalam menentukan besar
kecilnya hantaran. Dalam memberikan hantaran terbagi atas dua cara, yaitu ; (i)
Hantaran tidak sama naik, dan (ii) Hantaran sama naik.
Hantaran
tidak sama naik maksudnya, uang hantaran (uang hangus) dihantarkan jauh-jauh
hari sebelum acara pernikahan dilaksanakan. Sedangkan uang hantaran sama naik
bermaksud, uang hantaran diberikan pihak laki-laki sewaktu pelaksanaan
pernikahan. Jumlah uang hantaran tidak menjadi konsumsi umum, yang mengetahui
besaran uang hantaran yang diberikan hanya keluarga dan kerabat dekat pengantin
saja.
7)
Ajak
Mengajak
Prosesi
ini dilakukan untuk meminta pertolongan kerabat, sekaligus memberi kabar baik
pada sanak saudara, kaum kerabat, dan tetangga terdekat yang secara khusus
diminta datang untuk menolong mempersiapkan acara. Prosesi ini dilakukan
sekurang-kurangnya tiga hari sebelum acara gantung-gantung. Maksud dan tujuan
mengajak adalah untuk membantu bergotong royong membuat bangsal, tempat
berkhatam – berzanzi, mencari kayu api, dan segala hal yang perlu disiapkan.
8)
Beganjal
Sama
istilah dengan gotong royong. Pekerjaan yang digotongrotongkan antara lain;
mengambil kayu untuk membangun bangsal (rumah perlengkapan dan masak); meminjam
barang pecah belah; mengupas kelapa, dan lain-lain. Dengan perkembangan zaman,
adat beganjal ini sudah jarang ditemukan. Apatah lagi pelaksnaan pernikahan
tidak dilaksanakan di rumah, dan tuan rumah tidak juga masak melainkan menyewa
jasa tukang masak (catering).
9)
Betanggas
Manfaat
bertanggas adalah untuk mengeluarkan serta menghilangkan bau keringat serta
untuk mengharumkan dan menyegarkan badan calon pengantin perempuan. Peralatan
dan bahan-bahan yang diperlukan; (a) satu buah bangku, (b) tepak bara lengkap,
(c) setanggi, serai wangi, kayu cendana, gaharu, (d) air panas, dan (e) tikar.
Cara
bertanggas dimulai dengan mendudukkan calon pengantin (perempuan) di atas
bangku, pengantin duduk tanpa baju. Dibawah bangku diletakkan tepak bara dan
ramuan, kemudian calon pengantin ditutup dengan kain sebatas leher. Mengenai
lamanya calon pengantin berada di dalam kain tersebut, tidak ditentukan secara
pasti.
Setelah
bertanggas selesai, dilanjutkan dengan belangi.
Bahan-bahan untuk belangi, antara lain; (a) beras kunyit, (b) daun kemuning,
(c) bedak sejuk, dan (d) air limau purut.
Pengantin
zaman sekarang lebih senang menempuh jalur praktis untuk bertanggas dan belangi
ini. Mereka lebih suka ke Salon
karena dianggap lebih praktis, efektif, dan efisien.
10)
Gantung-gantung
Mengagantung
adalah prosesi serangkaian acara penggantungan. Yang digantung terlebih dahulu
adalah tabir. Prosesi penggantunga diawali dengan doa selamat, agar apa yang
dilakukan mendapat ridha dari Allah. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan yang
lain, seperti perakne, dan pelaminan.
11)
Berandam
Berandam
pada hakikatnya adalah membersihkan lahiriah untuk menuju kebersihan batiniah.
Berandam dilakukan oleh tukang andam. Di Tanjungpinang tukang andam tidak hanya
dari kaum perempuan, namun ada juga tukang andam laki-laki. Orang-orang yang
menjadi tukang andam umumnya mempunyai kepandaian yang dipusakai secara turun
temurun, atau bisa juga dari menuntut
dengan tukang andam terdahulu.
Ungkapan
adat dalam berandam :
Adat
berandam disebut orang
Membuang
segala yang kotor
Membuang
segala yang buruk
Membuang
segala yang sial
Membuang
segala pemali
Membuang
segala pembenci
Agar
seri naik ke muka
Agar
tuah naik ke kepala
Agar
cahaya melekat di dada.
Peralatan dan bahan-bahan yang
digunakan untuk berandam, serta perlambang yang terkandung di dalamnya :
1. tempat
duduk calon pengantin, pondasi kehidupan
2. kain
songket atau sejenisnya, menghimpun yang berserak dan menampung segala
permasalahan yang lalu, sekarang, dan masa depan.
3. kain
putih, ketulusan, kesucian, dan kebersihan hati.
4. lilin
berkaki, penerang hati
5. pisau
lipat, gunting, dan sikat, pembersih jasmani maupun rohani
6. benaang
tukal, mempererat silaturahmi
7. beras
kunyit, beretih padi dan beras basuh, tepuk tepung tawar, pemberkah hidup.
8. kelapa
yang dibuang kulit, kesuburan dan cita-cita
9. padi,
rezeki
10. talam
tembaga yang berkaki, keutuhan rumah tangga
11. seperangkat
alat belangi, penegap semangat hidup.
12. tepak
bara, rasa cinta sesama.
13. air
limau purut, pembuang kotoran hati
14. penepuk
tepung tawar, ucapan tahniah.
Pelaksanaan
berandam dimulai dengan mendudukkan calon pengantin pada alas tempat duduk yang
dibuat dari kain songket atau sejenisnya yang dilipat sebesar ukuran pengantin
bersila. Calon pengantin perempuan memakai kain sarung pelekat atau sejenisnya
serta tidak memakai baju (berkemban). Selanjutnya barulah tepak bara
dihidupkan, lilin dinyalakan dan semua peralatan berandam diletakkan di hadapan
calon pengantin yang akan diandam.
Untuk
langkah awalnya mak andam memulaikannya dengan menabur beras kunyit, di pakai kain putih, di tepuk tepung tawar
untuk 3 orang ( keluarga terdekat membaca doa selamat ). Leher dikalungkan
dengan benang tukal, yang dilanjutkan dengan mencukur rambut/bulu diatas kening
(dahi).kedua pelipis dan bulu roma , mulai dari wajah , tangan hingga kaki (
bulu di daerah sendi-sendi ) setelah itu keseluruhan badan yang di anggap perlu.
Kemudian dilanjutkan dengan memperelok
alis mata , kumis dan ada juga yang sampai mengasah atau membersihkan gigi
calon pengantin.
Apabila
telah selesai pelaksanaannya, kain pengalas tempat duduk, bulu dan roma yang
jatuh dikumpul dan dibungkus serta diserahkan kepada masing-masing pihak calon
pengantin. Setelah itu barulah calon pengantin didudukan di kursi dan mak andam
pun mulailah melakukan meremas rambut dengan air limau purut dan berlangi. Hal
ini berujuan agar kotoran di seluruh badan menjadi bersih dan badan berbau
harum. Setelah beberapa menit kemudian lalu dibilas dengan air bersih dan
diteruskan dengan mandi biasa. Setelah kegiatan itu calon pengantin dipakaikan
baju kurung lengkap seperti sebelum berandam.
Kebiasaan
yang tidak pernah dilupakan mak andam sewaktu akan mulai pencukuran/menggunting
rambut ialah membaca mantra/jampi-jampi. Setiap mak andam memunyai
mantra/jampinya masing-masing. Diantara jampi-jampi tersebut ada yang bunyinya
sebagai berikut :
Bismillahirahmanirrahim
Limau
manis limau setawa
Bedak
langir pembuang sial
Aku
mencukur kaki rambut si dare
Bertambah
cantek sri naek muke
Ku
semangat , ....
Cantik
mulai hendak dipakai
Cantik
molek dipandang mate
Berkat
aku yang memakaikan sri muke,
kasihlah
orang melihatnye
Berkat
doa laillahaillallah... “
Kalau
calon pengantin perempuan lagi berhalangan, rambut yang dicukur dikumpulkan
dulu, kemudian harus dimandikan bersama-sama di saat calon pengantin mandi
hadas besar.
12)
Berinai
Kecil
Berinai kecil disebut
juga dengan curi inai. Berinai kecil maksudnya adalah menginai calon pengantin
laki-laki dan perempuan sebelum waktu diinaikan. Sedangkan waktu berinai yang
sebenarnya adalah setelah acara tepuk tepung tawar dilaksanakan. Oleh karena
itu hal semacam ini disebut dengan curi inai atau inai curi ( inai sendi ).
Biasanya pelaksanaan
berinai kecil dilakukan sehari sebelum prosesi akad nikah. Pelaksanaannya
dilakukan oleh satu orang atau beberapa orang saudara mara calon pengantin baik
laki-laki maupun perempuan.
Maksud berinai kecil (
inai curi atau inai sendi ) adalah sebagai pertanda bahwa calon penganti telah
siap memasuki gerbang pernikahan dan karena itulah yang diinai hanya pada ujung
jari jemari saja dan tidak sampai pada telapak tangan dan telapak kaki.
Inai yang akan
digunakan calon pengantin laki-laki diantar dari rumah calon pengantin
perempuan, biasanya diambil sedikit saja karena inai tersebut akan dipersiapkan
pada acara berinai besar.
13)
Serah
Terima Hantaran
Serah
terima hantaran adalah penyerahan mahar
mas kawin dari pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang kemudian
dilanjutkan dengan acara ijab kabul atau akad nikah. Ijab kabul merupakan acara
yang paling dinantikan dan merupakan acara puncak dari segala prosesi
pernikahan. Acara ini terkesan sakral.
Dalam
ungkapan adat Melayu dikatakan :
Seutama-utama upacara pernikahan ialah
ijab kabulnya
Di
situlah ijab disampaikan
Disitulah
kabul dilahirkan
Disitulahsyara
ditegakkan
Disitulah
adat didirikan
Disitulah
janji dibubul
Disitulah
simpul dimatikan
Tanda
sah bersuami isteri
Tanda
halal hidup serumah
Tanda
bersatu tali darah
Tanda
terwujud sunnah nabi
Alat
yang disediakan untuk melangsungkan aakd nikah antara lain :
· Tepak
sirih
· Sirih
nikah yang diletakkan dalam senjong besar
· Sirih
puan yang diletakkan dalam senjong kecil
· Tikar
niah
· Lilin
berkaki
· Tempat
bara / cungap dari kuningan
· Bunga
rampai dalam dulang perak / tembaga
Sebelum mempelai
laki-laki menuju ke rumah mempelai perempuan terlebih dahulu diadakan doa
selamat dengan maksud agar seluruh prosesi yang akan dijalani mendapat
kemudahan. Selesai membaca doa, dilanjutkan dengan menyantap hidangan
se-adanya, langsung masuk dalam proses perjalanan menuju ke rumah mempelai
perempuan dengan melalui tahapan :
1)
utusan pihak perempuan
mengantar seperangkat pakaian untuk menikah, biasanya baju kurung degan songkok
berhias. Sedangkan alas kaki memakai sendal capal. Pihak perempuan memakai baju
kurung dan tudung manto. Sebelum mengenakan baju, mempelai wajib mengambil
wudhu.
2)
Sebelum pengantin turun
dari rumah terlebih dahulu dibacakan doa selamat.
3)
Calon pengantin
bersalam dengan orang tua dan beberapa kerabat keluarga yang hadir.
4)
Calon pengantin turun
dari rumah, diawali dengan pembacaan salawat nabi sebanyak tiga kali.
5)
Mak inang menaburkan
beras kunyit bercampur uang logam.
6)
Susun urut barisan
pengiring pengantin laki-laki :
a. Barisan
depan terdiri dari beberapa orang perempuan atau barisan ini disebut juga
barisan pengiring.
b. Barisan
pembawa hantaran
i.
Pembawa tepak sirih
ii. Pembawa
mas kawin
iii. Pembawa
bunga rampai
iv. Dikuti
pembawa pengiring tambahan (kue, buah, alat sholat, kosmetik, dll)
c. Mempelai
laki-laki yang diapit oleh gading kiri dan gading kanan (pengapit).
d. Rombongan
pengiring laki-laki
7)
Sampai di halaman rumah
mempelai perempuan, mak inang kembali menaburkan beras kunyit bercampur uang
logam
8)
Rombongan dipersilahkan
masuk, dan pengantin laki-laki dipersilakan duduk. Pada saat pengantin duduk,
tidak boleh “terduduk” dan tikar alas nikah tidak boleh terlipat.
9)
Acara serah terima
hantaran dimulai dengan penyerahan tepak sirih dilanjutkan dengan seluruh
hantaran yang dibawa.
10) Barang
hantaran yang telah diterima dibawa masuk ke dalam kamar pengantin.
11) Sebelum
akad nikah dimulai, tok kadi mencari dua orang saksi, satu orang merupakan
saksi wakil pihak perempuan, satu orang lagi merupakan saksi wakil dari pihak
laki-laki.
12) Melangsungkan
Akad nikah
14)
Akad
nikah
Dalam
prosesi ini terbagi menjadi dua jenis tahapan, yaitu (1) Tahapan satu kali
pengantin naik ke rumah pengantin perempuan, dan (2) tahapan pengantin
laki-laki naik dua kali ke rumah pengantin perempuan.
Ø tahapan
satu kali pengantin laki-laki naik ke rumah perempuan
- khatam
Al-Quran
- Serah
terima hantaran dan mahar
- Akad
nikah
- Tepuk
tepung tawar dan Berinai besar
- Bersanding
dan bersatu
Maksud dari
pengantin laki-laki naik satu kali ke rumah perempuan adalah apabila selesai
tahapan mulai dari khatam al quran
hingga tepuk tepung tawar, pengantin laki-laki tidak dibawa pulang akan tetapi
langsung disandingkan dan bersatu.
Jika yang
mempunyai hajat cara seperti tersebut di atas, maka malam berinai kecil
dijadikan malam berinai penuh, dan acara menghadang pintu dengan tali lawe juga
tidak ada.
Biasanya tahap
satu kali pengantin laki-laki naik ke rumah perempuan ini diadakan karena rumah
pengantin laki-laki sangat jauh, sehingga tidak memungkinkan untuk kembali ke
rumah.
Ø tahapan
dua kali pengantin laki-laki naik ke rumah perempuan
- penyerahan
hantaran dan mahar
- ijab
kabul akad nikah
- tepuk
tepung tawar dan berinai besar
- khatam
al quran
- bersanding
dan bersatu
Tahapan
ini berbeda dengan tahapan yang sudah dipaparkan di atas. Pada tahapan ini
setelah pengantin di tepuk tepung tawari, pengantin laki-laki dibawa pulang ke
rumah terlebih dahulu. Setelah pengantin laki-laki kembali kerumah, pihak
perempuan mengadakan acara khtaman dan juga diselingi dengan berzanzi atau
hadrah. setelah itu barulah pengantin laki-laki datang kembali, acara
dilanjutkan dengan bersanding dan tepuk tepung tawar. Pada masa pengantin
laki-laki kembali untuk yang kedua kalinya inilah terdapat acara menghaddang
pintu dan buka kipas.
15)
Berinai
Besar dan Tepuk Tepung Tawar
Berinai
besar adalah upacara berinai yang
dilakukan diatas peterakne. Tahap
pelaksanaan berinai besar dan tepuk tepung tawar dimulai dengan mempelai laki
laki didudukkan diatas peterakne yang
dipandu oleh mak inang. Caranya yaitu pengantin laki laki duduk pada posisi
bersila, di atas paha mempelai laki laki diletakkan bantal susu ari sebagai pengalas tangan dengan posisi tangan telungkup.
Barulah pelaksanaannya dimulai, yang didahulukan adalah unsur keluarga, tokoh
agama dan adat sebanyak 3-7 orang ( jumlah ganjil ) dan begitu juga untuk
mempelai perempuan.
Setelah
selesai mempelai laki laki barulah mempelai perempuan didudukan di atas peterakne dengan posisi duduk bersimpuh
dan bantal susu ari diletakkan di atas pahanya, telapak tangan ditelentangkan
diatas bantal susu ari diletakkan diatas bantal susu ari. Pelaksanaannya
dimulai oleh keluarga tertua , tokoh agama dan adat yang (berjumlah 3 s.d 7
orang perempuan berjumlah ganjil , jika 7 orang diambil wakil dari pihak laki
laki 3 orang dan pihak perempuan 3 orang serta satu orang tok lebai/Ka. Kua
sekaligus untuk membaca doa). Mempelai yang akan didudukkan pada peterakne terlebih dahulu pengantin laki
laki, setelah selesai dan dikembalikan ketempat semula (duduk disamping peterakne) ,barulah digantikan dengan
mempelai perempuan hingga selesai . saat pengantin laki laki tepuk tepung
tawar, pengantin perempuan berada dibelakang pelamin/dalam bilik) .
Didalam ungkapan adat Melayu
dikatakan :
Yang disebut tepuk tepung tawar
Menawar
segala yang berbisa
Menolak
segala yang menganiaya
Menjauhkan
segala yang menggila
Meninding
segala yang menggoda
Menepis
segala yang berbahaya
Selain ungkapan tersebut ada juga
ungkapan lain :
Didalam
tepuk tepung tawar
Terkandung
segala restu
Terhimpun
segala doa
Terpatri
segala harap
Tertuang
segala kasih sayang
Setelah
selesai tepuk tepung tawar, lalu orang yang menepuk tepung tawar mengambil
sedikit inai langsung mencolet pada telapak pengantin, begitulah seterusnya.
Apabila selesai si penepuk melakukan tepuk tepung tawar maka mak inang memberi
berekat yang telah berisi wajik didadalam gelas/sejenisnya, dengan setangkai
bunga yang terpasang pada secelis bambu (buluh) yang telah diraut dan ditusuk
pada sebutir telur merah yang dibuat sedemikian rupa.
Acara
tepuk tepung tawar pada pelaksanaannya ada yang dilaksanakan dengan cara duduk
satu-satu (pengantin laki-laki dan perempuan terpisah), dan ada pula kedua
mempelai duduk berdua sekaligus. Pelaksanaan duduk satu-satu dengan partimbangan
bahwa kedua pengantin belum melakukan mahar batin dan akan melaksanakan tebus
kipas. Sedangkan tepuk tepung tawar duduk berdua dapat dilakukan dengan partimbangan
kedua mempelai sudah menikah.
Bahan-bahan yang digunakan pada
prosesi tepuk tepung tawar terdiri dari :
a.
Beras kunyit, yaitu
beras yang diaduk dengan kunyit yang sudah dihaluskan
b. Beras
basuh, yaitu beras yang direndam dan atau dicuci dengan air biasa.
c. Beretih,
yaitu padi yang dugonseng (digoreng
tanpa menggunakan minyak goreng)
d. Air
tepung tawar, yaitu air yang diadu dengan beras giling
e. Perenjis
(alat untuk merenjis) merepukan gabungan atau ikatan dari beberapa jenis daun
yang berjumlah ganjil (5—7) helai.
f.
Embat-embat, yang
berisikan air wewangian
Tata cara menepuk tepuk tawar :
1.
Ambil “sejemput” beras
kunyit[i],
beras putih, dan beretih lalu taburkan melewati atas kepala, ke bahu kanan dan
bahu kiri pengantin. Pada saat menaburkan, lafaskan salawat nabi 1 kali.
2. Mencecahkan
daun perenjis ke dalam air tepung tawar, lalu direnjiskan di atas dahi, bahu
kanan dan kiri, lalu belakang telapak kedua tangan (posisi tangan pengantin
harus telungkup). Untuk merenjis digambarkan dalam bentuk lam alif yang bermakana Allah Berkehendak.
4. Mengambil
sejemput inai lalu dioleskan di telapak tangan kanan dan kiri.
5.
Setelah semua orang
yang ditunjuk sebagai penepuk tepung tawar selessai, acara ditutup dengan doa
selamat. Jumlah penepuk tepuk tawar adalah bilangan ganjil, dimulai dari
3,5,7,9, dan 13.
Makna tepuk tepung tawar :
1.
Beras kunyit, beras
basuh, dan beretih yang dihamburkan bermakana ucapan selamat dan turut
bergembira.
2. Merenjis
kening bermakna berfikirlah sebelum bartindak atau teruslah menggunakan akal
yang sehat.
3. Merenjis
di bau kanan dan kiri bermakna haru siap memikul beban dengan penuh rasa
tanggung jawab.
4. Merenjis
punggung tangan bermakna jangan pernah putus asa dalam mencari rezeki, selalu
dan terus berusaha.dalam menjalani kehidupan
5. Mengalin
telur bermakna pengharapan untuk dapat melahirkan keturuanan yang saleh dan
ketulusan hati yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah.
6. Menginai
telapak tangan bermakna penanda bahwa mempelai sudah berakad nikah. Dalam
konsekuensinya penyadaran bahwa “sekarang” sudah tidak bujang atau dara lagi
(sudah ada pendamping).
Doa selamat di penutup
acara bermakna pengharapan apa yang dilakukan mendapat berkah dan ridho dari
Allah Swt.
16)
Berarak
Merupakan
kegiatan mengantar pengantin laki-laki ke rumah pengantin perempuan. Pada saat
berarak pengantin laki-laki diusung, atau bisa juga berjalan kaki. Iringan
pengantin disertai bunyi kompang dan rebana di sepanjang perjalanan. Ketika
sampai di depan rumah pengantin perempuan, rombongan disambut dengan pencak
silat, lalu silat tersebut “disambut” dari pihak laki-laki.
Setelah
bersilat, rombongan pengantin laki-laki tersebut tidak serta merta melenggang
ke dalam rumah. Mereka dihadang di pintu masuk dengan tali lawe (biasanya
digunakan kain panjang yang direntang sebagai penghalang). Untuk membuka tali
lawe, selalu diikuti dengan berbalas pantun dan tebus uang pintu. Uang tebusan
ini sepenuhnya milik orang yang menjaga tali. Jumlah tebusan tidak ditentukan
secara pasti, mengikut kesepakatan dari dua belah pihak saja.
Setelah
tebusan disetujui, maka tali penghadang akan dibuka, selanjutnya iring-iringan
pengantin laki-laki dipersilakan masuk. Di depan pintu beberapa perempuan sudah
menunggu untuk menaburkan beras kunyit yang bercampur dengan uang logam.
Rombongan terus berjalan menuju peterakne.
Baik lah teman”,,semoga apa yang saya pos kan ini bisa
bermanfaat untuk teman” semua dan semoga bisa menambah pengetahuan kita
bersaama.dan tak kalah penting nya semoga dengan membaca pos ini kita bisa
sama” menjaga budaya yang telah di warisi oleh leluhur kita yang terdahulu.
tnaks infonya ^^ bermanfaat sekali
BalasHapuspanjang amat gan..!
BalasHapusada yang lebih pendek gak..?
Jadi pengen nikah haha
BalasHapusTak kan Melayu Hilang di Bumi,
BalasHapuskalau pemuda pemudi cinte kan adat istiadat :)
haduh ribet sekali,,
BalasHapusMenikah adalah tujuan dan impian Semua orang, Melalui HIS Graha Elnusa Wedding Package , anda bisa mendapatkan paket lengkap mulai dari fasilitas gedung full ac, full carpet, dan lampu chandeliar yg cantik, catering dengan vendor yang berpengalaman, dekorasi, rias busana, musik entertainment, dan photoghraphy serta videography.
BalasHapusKenyaman dan kemewahan yang anda dapat adalah tujuan utama kami.
Hubungi : 0822 – 9914 – 4728 (Rizky)